If i'm decide to loving you and you're addicted to my love too, No one else comes close. feel the Love to keep us together, forever..
Tampilkan postingan dengan label AfterMarried. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AfterMarried. Tampilkan semua postingan
Senin, 16 Juni 2014
365 Days with ♥
my hubby might not be the most romantic man on earth. but at least he always tries to be a man of my dream. always tries to convince me that he loves me better by time. always tries to make me love him more. ☺♥
Selasa, 13 Mei 2014
Istri dan kebahagiaan rumah tangga
DR. ‘Aid al Qarny menggambarkan tentang istrinya:
Beberapa malam yang lalu, sesaat sebelum aku tidur, aku berada di atas ranjang, aku menoleh ke arah istriku dan aku pandangi bentuk wajahnya sementara ia lagi tidur, aku bergumam dalam hatiku:
Malang sekali dia, setelah hidup selama bertahun-tahun bersama kedua orang tua dan keluarganya, ia datang untuk tidur di samping laki-laki yang asing baginya. Dia tinggalkan rumah orang tuanya. Dia tinggalkan bermanja-manja dengan kedua orang tuanya. Dia tinggalkan bersenang-senang di rumah keluarganya. Sekarang ia datang kepada laki-laki yang menyuruhnya untuk melakukan yang ma’ruf dan meninggalkan yang mungkar. Dia melayani laki-laki itu sesuai dengan yang diredhai Allah. Semua itu berdasarkan perintah agama, subhanallah……
Dari sini muncul pertanyaan di dalam diriku?!
Kenapa sampai gampang bagi sebagian laki-laki untuk memukul istrinya dengan penuh kekerasan, setelah istrinya meninggalkan rumah keluarganya, kemudian datang kepadanya.
Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki untuk keluar bersama teman-temannya, kemudian ia pergi ke restoran dan ia makan tanpa mempedulikan siapa yang ada di rumahnya?!
Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki menjadikan waktu duduknya di luar rumah lebih banyak dari pada duduk bersama istri dan anak-anaknya?!
Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki menjadikan rumahnya bagaikan penjara bagi istrinya, tidak ia ajak keluar dan juga tidak ia temani.
Bagaimana bisa gampang bagi sebagian laki-laki membiarkan istrinya tidur, sementara di dalam hatinya ada kegetiran perasaan dan di matanya ada air mata tertahan?!
Bagaimana bisa gampang bagi sebagian laki-laki pergi berjalan sementara anak-istrinya ia tinggalkan tanpa peduli dengan nasib mereka selama ia pergi.
Kenapa bisa ringan bagi sebagian laki-laki berlepas diri dari tanggungjawab yang akan ia pertanggungjawabkan di akhirat nanti sebagaimana yang di sampaikan oleh Rasulullah?!
Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya…”
☺♥
L
Beberapa malam yang lalu, sesaat sebelum aku tidur, aku berada di atas ranjang, aku menoleh ke arah istriku dan aku pandangi bentuk wajahnya sementara ia lagi tidur, aku bergumam dalam hatiku:
Malang sekali dia, setelah hidup selama bertahun-tahun bersama kedua orang tua dan keluarganya, ia datang untuk tidur di samping laki-laki yang asing baginya. Dia tinggalkan rumah orang tuanya. Dia tinggalkan bermanja-manja dengan kedua orang tuanya. Dia tinggalkan bersenang-senang di rumah keluarganya. Sekarang ia datang kepada laki-laki yang menyuruhnya untuk melakukan yang ma’ruf dan meninggalkan yang mungkar. Dia melayani laki-laki itu sesuai dengan yang diredhai Allah. Semua itu berdasarkan perintah agama, subhanallah……
Dari sini muncul pertanyaan di dalam diriku?!
Kenapa sampai gampang bagi sebagian laki-laki untuk memukul istrinya dengan penuh kekerasan, setelah istrinya meninggalkan rumah keluarganya, kemudian datang kepadanya.
Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki untuk keluar bersama teman-temannya, kemudian ia pergi ke restoran dan ia makan tanpa mempedulikan siapa yang ada di rumahnya?!
Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki menjadikan waktu duduknya di luar rumah lebih banyak dari pada duduk bersama istri dan anak-anaknya?!
Kenapa ringan bagi sebagian laki-laki menjadikan rumahnya bagaikan penjara bagi istrinya, tidak ia ajak keluar dan juga tidak ia temani.
Bagaimana bisa gampang bagi sebagian laki-laki membiarkan istrinya tidur, sementara di dalam hatinya ada kegetiran perasaan dan di matanya ada air mata tertahan?!
Bagaimana bisa gampang bagi sebagian laki-laki pergi berjalan sementara anak-istrinya ia tinggalkan tanpa peduli dengan nasib mereka selama ia pergi.
Kenapa bisa ringan bagi sebagian laki-laki berlepas diri dari tanggungjawab yang akan ia pertanggungjawabkan di akhirat nanti sebagaimana yang di sampaikan oleh Rasulullah?!
Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya…”
☺♥
L
Rabu, 09 Oktober 2013
tentang si Belahan Jiwa
Beberapa minggu ini, suami lagi sering banget dinas keluar kota.
dulu jamannya kita lagi nyiapin wedding juga sempet ditinggal ke Bandung seminggu. Setelah nikah malah ibarat hobi ke luar kota.. Seminggu di Surabaya, pulang 3 hari, lalu berangkat lagi.. ahh what a quiet day without hubby. Tapi Insya Allah aku menjalaninya sepenuh hati karena ada satu rasa yang kemarin baru aku rasakan amat real.
aku takut kehilangan dia.
Yah sekarang bayangin aja: kita terbiasa bertemu lebih dari 24 jam. cinlok dikantor, pacaran dikantor, makan siang bareng, pulang kantor masih ngdate dulu. Nah pas nikah rutinitas makin banyak dilakukan bersama, pulang pergi kerja bareng, kadang ada project yang dilakuin berkaitan, keluar ruangan dikit tiba2 ketemu suami di ruangan lain.
Aku jadi disadarkan bahwa namanya ngantor itu ga selamanya mesti di kantor. Bayangin aja sekarang udah hari ke-9 suami dinas ke Medan, pulangnya sih tinggal sehari lagi tapi 4hari kedepan terbang lagi ke medan !!
Aku bersyukur tiada henti sejak dia pulang dari dinas di Surabaya, Aku sering kepikiran satu hal yang mungkin saja terdengar norak atau cheesy, tapi kali ini Aku harus berpihak pada Rinto Harahap, Pance Pondaag dan para pencipta lagu-lagu cinta karena…
…benar adanya bahwa Aku tak bisa ‘hidup’ tanpanya.
Yang sudah nikah pasti bisa mengerti ya, apalagi kamu yang sudah punya anak. Mungkin kamu yang masih single belum bisa merasakan seberapa besar artinya menjalani segala sesuatu sendirian setelah biasanya apa-apa dilakukan berdua. Namun seminggu tanpa suami di sisi Aku menyadarkan Aku bahwa manusia yang memilih untuk hidup berkeluarga memang secara mindset sudah berbeda dengan mereka yang hidup melajang. Tidak ada yang salah dari kedua gaya hidup ini, namun Aku sedang mengagumi betapa hanya dalam waktu 4 bulan saja, Aku yang biasa melakukan apa-apa sendiri mendadak jadi sedemikian tergantungnya pada seseorang.
Aku tak pernah membayangkan bisa menjadi orang seperti ini, yang bisa menangis sebelum tidur karena berjauhan dengan suami. Drama banget rasanya.
Lalu Aku membayangkan masa depan.
Apa yang terjadi nanti kalau kami sudah tua? Apa yang terjadi kalau salah satu di antara kami sakit, dan lebih parah?
Rasanya jadi seperti menemukan makna sebenarnya... Cinta
Nggak apa-apa dikatain norak kok. Aku tahu apa yang Aku rasa dan saat melihat cinta yang besar seperti ini. Hal ini mencetuskan satu pertanyaan di kepala Aku:
Haruskah pasangan kita pergi dulu baru cinta itu ‘kembali hadir’?
Aku harus mengakui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, Aku (mungkin juga kamu) sudah sedikit mengabaikan pentingnya kebersamaan dengan pasangan. Pamitan, “Sayang, aku meeting dulu ya,” dijawab hanya dengan, “ya.” Kenapa? Karena sedang melakukan sesuatu.
Lalu ungkapan, “Hey sedang apa?” yang dilayangkan via BBM pun hanya dijawab dengan: “lg di jln.” Entah karena sedang di kendaraan atau sedang bicara dengan klien ya :D
We take love for granted everyday. Kita mengecilkan arti cinta yang saat mengucap janji nikah seolah kita pegang erat-erat tanpa mau lepas.
Mungkin ada baiknya kita dan pasangan berjauhan sesekali, jadi kita tahu bahwa cinta itu perlu dipelihara dan tak menghilang begitu saja ditelan keseharian.
Inilah pertama kalinya Aku sadar seratus persen bahwa Aku tengah mengambil hikmah dari sesuatu yang pernah Aku jalani.
Untuk kamu yang sedang berjauhan dengan pasangannya, doa Aku untuk kamu berdua. Semoga lekas dipertemukan lebih hangat lagi dari sebelumnya dan makin cinta satu sama lain.
dulu jamannya kita lagi nyiapin wedding juga sempet ditinggal ke Bandung seminggu. Setelah nikah malah ibarat hobi ke luar kota.. Seminggu di Surabaya, pulang 3 hari, lalu berangkat lagi.. ahh what a quiet day without hubby. Tapi Insya Allah aku menjalaninya sepenuh hati karena ada satu rasa yang kemarin baru aku rasakan amat real.
aku takut kehilangan dia.
Yah sekarang bayangin aja: kita terbiasa bertemu lebih dari 24 jam. cinlok dikantor, pacaran dikantor, makan siang bareng, pulang kantor masih ngdate dulu. Nah pas nikah rutinitas makin banyak dilakukan bersama, pulang pergi kerja bareng, kadang ada project yang dilakuin berkaitan, keluar ruangan dikit tiba2 ketemu suami di ruangan lain.
Aku jadi disadarkan bahwa namanya ngantor itu ga selamanya mesti di kantor. Bayangin aja sekarang udah hari ke-9 suami dinas ke Medan, pulangnya sih tinggal sehari lagi tapi 4hari kedepan terbang lagi ke medan !!
Aku bersyukur tiada henti sejak dia pulang dari dinas di Surabaya, Aku sering kepikiran satu hal yang mungkin saja terdengar norak atau cheesy, tapi kali ini Aku harus berpihak pada Rinto Harahap, Pance Pondaag dan para pencipta lagu-lagu cinta karena…
…benar adanya bahwa Aku tak bisa ‘hidup’ tanpanya.
Yang sudah nikah pasti bisa mengerti ya, apalagi kamu yang sudah punya anak. Mungkin kamu yang masih single belum bisa merasakan seberapa besar artinya menjalani segala sesuatu sendirian setelah biasanya apa-apa dilakukan berdua. Namun seminggu tanpa suami di sisi Aku menyadarkan Aku bahwa manusia yang memilih untuk hidup berkeluarga memang secara mindset sudah berbeda dengan mereka yang hidup melajang. Tidak ada yang salah dari kedua gaya hidup ini, namun Aku sedang mengagumi betapa hanya dalam waktu 4 bulan saja, Aku yang biasa melakukan apa-apa sendiri mendadak jadi sedemikian tergantungnya pada seseorang.
Aku tak pernah membayangkan bisa menjadi orang seperti ini, yang bisa menangis sebelum tidur karena berjauhan dengan suami. Drama banget rasanya.
Lalu Aku membayangkan masa depan.
Apa yang terjadi nanti kalau kami sudah tua? Apa yang terjadi kalau salah satu di antara kami sakit, dan lebih parah?
Rasanya jadi seperti menemukan makna sebenarnya... Cinta
Nggak apa-apa dikatain norak kok. Aku tahu apa yang Aku rasa dan saat melihat cinta yang besar seperti ini. Hal ini mencetuskan satu pertanyaan di kepala Aku:
Haruskah pasangan kita pergi dulu baru cinta itu ‘kembali hadir’?
Aku harus mengakui bahwa dalam kehidupan sehari-hari, Aku (mungkin juga kamu) sudah sedikit mengabaikan pentingnya kebersamaan dengan pasangan. Pamitan, “Sayang, aku meeting dulu ya,” dijawab hanya dengan, “ya.” Kenapa? Karena sedang melakukan sesuatu.
Lalu ungkapan, “Hey sedang apa?” yang dilayangkan via BBM pun hanya dijawab dengan: “lg di jln.” Entah karena sedang di kendaraan atau sedang bicara dengan klien ya :D
We take love for granted everyday. Kita mengecilkan arti cinta yang saat mengucap janji nikah seolah kita pegang erat-erat tanpa mau lepas.
Mungkin ada baiknya kita dan pasangan berjauhan sesekali, jadi kita tahu bahwa cinta itu perlu dipelihara dan tak menghilang begitu saja ditelan keseharian.
Inilah pertama kalinya Aku sadar seratus persen bahwa Aku tengah mengambil hikmah dari sesuatu yang pernah Aku jalani.
Untuk kamu yang sedang berjauhan dengan pasangannya, doa Aku untuk kamu berdua. Semoga lekas dipertemukan lebih hangat lagi dari sebelumnya dan makin cinta satu sama lain.
☺, ♥
L
Langganan:
Postingan (Atom)